Laman

INILAH DIRIKU

Foto saya
I like most related to education, parenting. You have any problem with this...I'll help you.

Minggu, 25 Juli 2010

Komunitas

Saya mempunyai tetangga, seorang ibu yang setengah baya . Ibu Rini (bukan nama sebenarnya) tinggal sendiri karena suaminya telah meninggal. Beliau mempunyai 3 anak yang telah dewasa. Ketiganya adalah putra dan hebatnya ketiganya sudah menyelesaikan pendidikan tinggi , universitas dan bahkan dua diantara tiga berhasil menyelesaikan dan melanjutkan di sekolah luar negeri. Lalu ketiga putra tersebut mempunyai pekerjaan sangat mapan di luar negeri, putra pertama di Belanda, kedua di Australia dan ketiga di New Zealand. Bayanganku adalah kebanggaan dan kesenangan menghabiskan masa tua bersama dengan anak anaknya yang sudah mapan di luar negri.

Namun apa yang kubayangkan itu tidak sesuai dengan realitas yang terjadi. Memang saya jarang bicara kepadanya. Namun karena ibu Rini ini gaptek , makan pada suatu hari dia minta bantuan suamiku untuk mengirimkan suratnya lewat email kepada salah seorang anaknya. Otomatis surat yang tertulis sangat panjang sepanjang 3 lembar dan rapid an berbahasa sangat sopan itu terbaca olehku. Tidak kusangka bahwa surat itu merupakan jawaban dari Ibu Rini atas penawaran dari anak2nya untuk menetap selamanya bersama salah seorang anaknya. Ibu Rini menjawab sangat lugas bahwa dia sangat senang karena anaknya masih membutuhkan dan mengundang dia untuk tinggal bersama anaknya. Tetapi dia bercerita bahwa ketika dia diundang oleh salah seorang anaknya yang lain di luar negri, dia mendapatkan hal yang menurutnya tidak sesuai dengan keiingannya. Dia bilang wah saya menjadi orang yang diatur makanan , diatur untuk makan pagi jam sekian, makan siang jam sekian, istirahat jam sekian, makan malam jam sekian dan tidur jam sekian. Seolah-olah hidup sudah sedemikan teratur seperti robot dan apa yang menjadi momok atau kehilangan semangat hidup ketika dia ada di tengah keluarga anaknya adalah dia hanya dapat pergi ke luar rumah ketika anaknya yang bekerja itu cuti atau tidak sedang kerja yaitu hari Sabtu. Ibu Rini merasa ada yang hilang dari hidupnya, yang sangat penting baginya yaitu komunitas. Komunitas dimana Ibu Rini mendapatkan kekuatan spiritual dan membangun spiritualnya dan anggotanya saling menolong , memperhatikan kebutuhannya dan perhatian apa yang dibutuhkannya. Sungguh surat itu diakhiri dengan suatu kata yang paling tepat menurutku “Ibu sungguh ingin dekat dan tidak mau kehilangan anaknya tetapi saat ini Ibu sudah mendapatkan tempat dimana ibu merasa kebutuhan ibu sudah terpenuhi, kebutuhan itu terpenuhi di komunitas.”

Inspirasi yang kudapatkan dari pengalaman hidup Ibu Rini adalah komunitas penting buat ibu setengah baya yang sudah sendirian hidupnya untuk melanjutkan hidupnya bukan anak karena anak belum tentu dapat memenuhinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar