Laman

INILAH DIRIKU

Foto saya
I like most related to education, parenting. You have any problem with this...I'll help you.

Kamis, 07 Oktober 2010

Your job is not your career

Bukan hal yang kebetulan jika sepupuku mengirimkan email kepadaku mengeluhkan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan. Sepupuku bukan orang yang muda , usianya sudah 53 tahun. Di Indonesia dia sudah master pendidikan dan baru saja mengambil accounting di salah satu college negri tanpa biaya. Dia termasuk sebagai salah seorang best student. Bagi orang yang sudah lulus dalam suatu pendidikan tinggi sepertinya pekerjaan yang didambakan adalah sesuai dengan apa yang dia pelajari. Bukan sesuatu yang lain atau pekerjaan yang kurang menarik atau bukan bidangnya. Namun, keadaan di Amerika pun tidak bedanya seperti dengan keadaan di Indonesia. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, sangat sulit karena begitu banyak orang yang mempunyai kualifikasi yang sama lebih muda umurnya dan lebih mau digaji lebih rendah dan tidak banyak tuntutan. Berbagai usaha dan cara telah dicobanya, misalnya semua iklan dalam web atau mencantumkan dalam web sebagai job seeker. Tidak satupun dari usaha usaha yang telah dilakukan dapat menghasilkan, bahkan untuk interview saja pun tidak ada. Jadi dia sangat stress dan tidak mengerti apakah dia harus terima pekerjaan yang tidak sesuai dan bagaimana jika orang lain memandang dengan rendah apa yang dia dilakukan. Dia sampai menangis karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Ketika saya mencoba memberikan tanggapan dan respon untuk bagaimana dia dapat mengatasi stress yang berkelanjutan, dengan mengatakan jika kebutuhan dia adalah betul betul uang sebaiknya dia menerima pekerjaan yang ada dulu walaupun pekerjaan itu tidak sesuai dengan bidangnya , yang penting bisa kerja dan dapat uang . Tetapi jika yang dibutuhkan adalah pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, tentu dia harus bersabar menunggu sampai ada jawaban atau ada lowongan dan harus mencari jalan keluar agar dalam menunggu tidak ada stress.

Barangkali apa yang saya katakan itu tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Jadi dia lebih kesal lagi karena saya mengatakan kalau ingin dapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan tidak perlu memikirkan apa kata orang lain . Menurutnya tentu orang lain dalam hal ini orang yang akan memperkejakan akan berpikir dua kali memperkejakan orang yang terlalu qualified. Apakah benar dia memang perlu pekerjaan karena banyak anak yang tidak punya pendidikan , lulusan SMA pun bisa direkrut untuk pekerjaan yang mungkin tidak perlu pendidikan khusus. Tentu , berbicara sudut pandang pekerja dan penerima pekerja (boss/atasan ) akan berbeda. Tiap pekerja punya motivasi pekerja. Disini saya belajar banyak dari suatu buku yang berjudul Your job is not your career karangan Renee Suhandono. Saya belum membacanya. Tetapi saya mengerti inti dari buku itu adalah pekerjaan itu tidak sama dengan karir tetapi bagian dari karir kita.

Yang harus diketahui oleh pegawai adalah perbedaan ’Job’ atau Pekerjaan dengan ’Career’ atau Karir. Selama ini kebanyakan orang beranggapan, termasuk saya, Job sama dengan Career. Yang kita kerjakan saat ini adalah karir kita. Kita bekerja keras tiap hari untuk mencapai karir tertinggi yang diimpikan, misalnya menjadi pimpinan tertinggi institusi. Ternyata definisi karir lebih luas dari yang selama ini kita bayangkan. Job hanya mencakup tujuan institusi, pembagian kerja, dan kompensasi. Sedangkan Career mencakup Passion (hasrat), Purpose of Life (Tujuan Hidup), Value (Nilai) dan Happiness (Kebahagiaan).

Bagaimana kita dapat mengeksplorasi Career?

Pertama kali kita harus menemukan passion. Mario Teguh, sang Motivator, pernah bercerita bahwa beliau sebelumnya adalah seorang eksekutif perusahaan besar yang bergaji sangat tinggi. Tetapi, beliau banting setir dari zona nyaman untuk masuk kedalam zona yang belum tentu nyaman, dari segi penghasilan dan prestise. Tetapi, karena memiliki passion pada pekerjaaannya yang sekarang, maka keberhasilan hanya menunggu waktu saja. Yang mengetahui passion seseorang, hanya orang itu sendiri. Mungkin ada alat atau semacam test untuk mengetahuinya, tetapi cara efektif adalah dengan mengetahui keunikan diri sendiri. Passion is things that you really really love doing. Your Passion is your strength. And your strength is Not about you’re good at. It is about what you enjoy the most.

Memahami tujuan hidup merupakan salah satu kunci untuk mencapai karir yang gemilang. Ini mengharuskan seseorang untuk peduli dan mengembangkan pandangan atas masa depan secara umum, kolektif dan pribadi. Semakin jelas, tegas dan detail tujuan hidup yang ditetapkan maka semakin besar kemungkinan terrealisasinya tujuan tersebut. Yang terpenting harus diingat, hidup tanpa tujuan yang jelas diibaratkan berpacu pada lintasan yang salah. Kalaupun kita memenangi lomba pacu tersebut, maka semuanya adalah kemenangan yang hampa. Menjadi seorang pejabat tinggi di suatu institusi akan terasa getir dan hambar, apabila ada atau tidak adanya menjadi sama. Malah kehadirannya justru membuat takut anak buahnya.

Ternyata Value atau Nilai seseorang dapat ditemukan. Ibarat pohon besar, value memang tidak terlihat namum menopang kita untuk hidup dan tumbuh. Caranya dengan menemukan value kita dan selalu terkoneksi dengannya. Values adalah kumpulan jati diri, niat dan pedoman terbaik yang bisa dipikirkan masing masing orang. Tentunya values ini selalu berisi tentang kebenaran dan kebajikan. Seseorang akan diingat oleh orang lain berdasarkan valuesnya. Ketika Ibu Sri Mulyani pindah dari Kementerian Keuangan ke World Bank, otomatis kita selalu mengingat beliau sebagai orang yang penuh dedikasi, komitmen, percaya diri, dan memiliki integritas tinggi. Itulah values beliau yang tidak akan pernah pudar.

Setelah kita mampu mengindentikasi passion, memahami purpose of life dan terkoneksi dengan values maka kebahagiaan atau happiness sebagai tujuan akhir dari karir yang kita bangun akan terwujud. Kebahagiaan TIDAK SELALU identik dengan harta berlimpah, jabatan yang tinggi atau pencapaian prestasi lahiriah lainnya. Kebahagiaan itu meliputi kenikmatan dan makna. Seorang ilmuwan akan merasa bahagia apabila dia berhasil menemukan vaksin langka yang selama ini belum ada. Walaupun dari sisi penghasilan masih kalah sama Direktur Bank, tapi menjadi Ilmuwan merupakan kepuasan tersendiri karena mampu memberi makna bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar