Laman

INILAH DIRIKU

Foto saya
I like most related to education, parenting. You have any problem with this...I'll help you.

Senin, 18 Oktober 2010

APPRECIATIVE INQUIRY

Definisi

Sebuah cara untuk mengamati atau menggali informasi dengan penghargaan atau cara pandang untuk melihat segala sesuatu dengan positif.

Apakah itu AI
- menekankan hal positif yang kita lakukan
- berdasarkan kekuatan dari kelemahan
- lebih pada hal yang dapat dilakukan dari pada yang tidak bisa
- mendorong untuk fokus pada hal hal yang berjalan baik dari pada hal yang buruk
- supaya kita tidak berfokus untuk memperbaiki hal/masalah tetapi juga ikut menghembangkan hal positif yang dimiliki
- kalo bisa melihat hal positif, bisa membuat lembaran baru untuk memperbaiki

Tujuan Appreciative inquiry
Menciptakan masa depan berdarsakan kesadaran baik dari masa lampau, rasa terima kasih dan syukur terhadap diri, keluarga, lingkungan dan segala yang ada di sekitar.

4 D Cycle

1. Discovery
Mencoba melihat/mengapreciai yang terbaik dengan meneumkan yang terbaik dari apa
Sudah terjadi demi diri kita dan orang lain (lingkungan)
Contoh : masaa bahagia , kita berhasil, bergembira, bahagia, sekolah

2. Dream
Membayangkan masa depan yang bisa mendorong/merangsang orang untuk bertindak
Bermimpi masa depan yang bisa membuat kita tergerak untuk melaksanakan /
Mewujudkan
Contoh : ingin menjadi seorang dokter, belajar dengan baik dan semangat

3. Design
Merencankan/menciptakan realita yang mendukung kita utk bisa mewujudkan mimpi itu
Untuk diri kia dan orang lain
Contoh : membuat perencanaan untuk masa depan dari SD sampai perguruan tinggi


4. Destiny
Melaksanakan apa yang sudah direncakan
Contoh: Dari design yang sudah dibuat , berikan detail bagaimana melaksanakannya


Basic Prinsip
1. Constructionis
You are what you think

2. Anticipatory
Imajinasi kita yang menentukan perubahan yang kita inginkan

3. Poetic
Setiap realitas memiliki banyak interpretasi

4. Simultanesty
Ketika kita mulai melihat, berpikir , perubahan sudah mulai terjadi
Proses mencari dan berubah adalah proses berkesinambungan
Pertanyaan kita : apa yang kita temukan akan menentukan pilihan
Apa yang kita lakukan saat kita menentukan masa depan

KISAH SEKUNTUM MAWAR


Ketika saya membaca judul diatas di harian Kompas pada tanggal 15 Oktober 2010 oleh penulis Maria Hartinginsih maka timbulah keinginan tahu saya untuk melihat lebih jauh apa sebenarnya yang ingin diceritakan oleh Guru besar , Thich Nhat Hann dari Plum Village, Perancis ketika bercermah di Caringin Bogor.

Kita sering melihat bunga mawar sekilas saja dan langsung mengatakan bahwa bunga mawar itu indah. Namun jika kita teliti lebih dalam lagi ke dalam, kelompok demi kelopak, timbul kesadaran bahwa dalam bunga mawar ada awan, matahari, udara, mineral, tanah dan memperlihatkan ketekunan cinta dari orang yang memeliharanya.
Apa yang ingin dikatakan oleh beliau disni adalah bunga itu mempunyai berbagai elemen dan keindahannya tidak akan timbul tanpa adanya eksitensi dari orang yang lain atau bagian lain yang ikut memperindahnya.

INTERBEING
Suatu hal baru bagi kita untuk mengetahui bahwa hidup ini terikat satu sama lain di jagad Raya . Seperti instropeksi dan ketika interbeing ada maka akan timbul kearfian melihat yang lain itu sebagaimana seharusnya bukan dari kaca mata yang salah.

MENYENTUH HAKIKAT
Kita sering membuat persepsi yang salah. Jangan melihat sesuatu dari bentuk dan tanda dari luar tetapi harus mempunyai kesadaran apa makna dibalik dari tanda itu.

Potongan puisi Dewi Anggraeni dan Adityawarman Idris

All religions/all this singin is one song
Milk drinkers draw close
To the mothers, Moslems, Christians, Jews, Buddhists,
Hindus Shamans
Everyone hears the intelligent sound
And moves, with thirst to meet it

Kamis, 07 Oktober 2010

Your job is not your career

Bukan hal yang kebetulan jika sepupuku mengirimkan email kepadaku mengeluhkan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan. Sepupuku bukan orang yang muda , usianya sudah 53 tahun. Di Indonesia dia sudah master pendidikan dan baru saja mengambil accounting di salah satu college negri tanpa biaya. Dia termasuk sebagai salah seorang best student. Bagi orang yang sudah lulus dalam suatu pendidikan tinggi sepertinya pekerjaan yang didambakan adalah sesuai dengan apa yang dia pelajari. Bukan sesuatu yang lain atau pekerjaan yang kurang menarik atau bukan bidangnya. Namun, keadaan di Amerika pun tidak bedanya seperti dengan keadaan di Indonesia. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, sangat sulit karena begitu banyak orang yang mempunyai kualifikasi yang sama lebih muda umurnya dan lebih mau digaji lebih rendah dan tidak banyak tuntutan. Berbagai usaha dan cara telah dicobanya, misalnya semua iklan dalam web atau mencantumkan dalam web sebagai job seeker. Tidak satupun dari usaha usaha yang telah dilakukan dapat menghasilkan, bahkan untuk interview saja pun tidak ada. Jadi dia sangat stress dan tidak mengerti apakah dia harus terima pekerjaan yang tidak sesuai dan bagaimana jika orang lain memandang dengan rendah apa yang dia dilakukan. Dia sampai menangis karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Ketika saya mencoba memberikan tanggapan dan respon untuk bagaimana dia dapat mengatasi stress yang berkelanjutan, dengan mengatakan jika kebutuhan dia adalah betul betul uang sebaiknya dia menerima pekerjaan yang ada dulu walaupun pekerjaan itu tidak sesuai dengan bidangnya , yang penting bisa kerja dan dapat uang . Tetapi jika yang dibutuhkan adalah pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, tentu dia harus bersabar menunggu sampai ada jawaban atau ada lowongan dan harus mencari jalan keluar agar dalam menunggu tidak ada stress.

Barangkali apa yang saya katakan itu tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Jadi dia lebih kesal lagi karena saya mengatakan kalau ingin dapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan tidak perlu memikirkan apa kata orang lain . Menurutnya tentu orang lain dalam hal ini orang yang akan memperkejakan akan berpikir dua kali memperkejakan orang yang terlalu qualified. Apakah benar dia memang perlu pekerjaan karena banyak anak yang tidak punya pendidikan , lulusan SMA pun bisa direkrut untuk pekerjaan yang mungkin tidak perlu pendidikan khusus. Tentu , berbicara sudut pandang pekerja dan penerima pekerja (boss/atasan ) akan berbeda. Tiap pekerja punya motivasi pekerja. Disini saya belajar banyak dari suatu buku yang berjudul Your job is not your career karangan Renee Suhandono. Saya belum membacanya. Tetapi saya mengerti inti dari buku itu adalah pekerjaan itu tidak sama dengan karir tetapi bagian dari karir kita.

Yang harus diketahui oleh pegawai adalah perbedaan ’Job’ atau Pekerjaan dengan ’Career’ atau Karir. Selama ini kebanyakan orang beranggapan, termasuk saya, Job sama dengan Career. Yang kita kerjakan saat ini adalah karir kita. Kita bekerja keras tiap hari untuk mencapai karir tertinggi yang diimpikan, misalnya menjadi pimpinan tertinggi institusi. Ternyata definisi karir lebih luas dari yang selama ini kita bayangkan. Job hanya mencakup tujuan institusi, pembagian kerja, dan kompensasi. Sedangkan Career mencakup Passion (hasrat), Purpose of Life (Tujuan Hidup), Value (Nilai) dan Happiness (Kebahagiaan).

Bagaimana kita dapat mengeksplorasi Career?

Pertama kali kita harus menemukan passion. Mario Teguh, sang Motivator, pernah bercerita bahwa beliau sebelumnya adalah seorang eksekutif perusahaan besar yang bergaji sangat tinggi. Tetapi, beliau banting setir dari zona nyaman untuk masuk kedalam zona yang belum tentu nyaman, dari segi penghasilan dan prestise. Tetapi, karena memiliki passion pada pekerjaaannya yang sekarang, maka keberhasilan hanya menunggu waktu saja. Yang mengetahui passion seseorang, hanya orang itu sendiri. Mungkin ada alat atau semacam test untuk mengetahuinya, tetapi cara efektif adalah dengan mengetahui keunikan diri sendiri. Passion is things that you really really love doing. Your Passion is your strength. And your strength is Not about you’re good at. It is about what you enjoy the most.

Memahami tujuan hidup merupakan salah satu kunci untuk mencapai karir yang gemilang. Ini mengharuskan seseorang untuk peduli dan mengembangkan pandangan atas masa depan secara umum, kolektif dan pribadi. Semakin jelas, tegas dan detail tujuan hidup yang ditetapkan maka semakin besar kemungkinan terrealisasinya tujuan tersebut. Yang terpenting harus diingat, hidup tanpa tujuan yang jelas diibaratkan berpacu pada lintasan yang salah. Kalaupun kita memenangi lomba pacu tersebut, maka semuanya adalah kemenangan yang hampa. Menjadi seorang pejabat tinggi di suatu institusi akan terasa getir dan hambar, apabila ada atau tidak adanya menjadi sama. Malah kehadirannya justru membuat takut anak buahnya.

Ternyata Value atau Nilai seseorang dapat ditemukan. Ibarat pohon besar, value memang tidak terlihat namum menopang kita untuk hidup dan tumbuh. Caranya dengan menemukan value kita dan selalu terkoneksi dengannya. Values adalah kumpulan jati diri, niat dan pedoman terbaik yang bisa dipikirkan masing masing orang. Tentunya values ini selalu berisi tentang kebenaran dan kebajikan. Seseorang akan diingat oleh orang lain berdasarkan valuesnya. Ketika Ibu Sri Mulyani pindah dari Kementerian Keuangan ke World Bank, otomatis kita selalu mengingat beliau sebagai orang yang penuh dedikasi, komitmen, percaya diri, dan memiliki integritas tinggi. Itulah values beliau yang tidak akan pernah pudar.

Setelah kita mampu mengindentikasi passion, memahami purpose of life dan terkoneksi dengan values maka kebahagiaan atau happiness sebagai tujuan akhir dari karir yang kita bangun akan terwujud. Kebahagiaan TIDAK SELALU identik dengan harta berlimpah, jabatan yang tinggi atau pencapaian prestasi lahiriah lainnya. Kebahagiaan itu meliputi kenikmatan dan makna. Seorang ilmuwan akan merasa bahagia apabila dia berhasil menemukan vaksin langka yang selama ini belum ada. Walaupun dari sisi penghasilan masih kalah sama Direktur Bank, tapi menjadi Ilmuwan merupakan kepuasan tersendiri karena mampu memberi makna bagi orang lain.

Rabu, 06 Oktober 2010

ORANG MISKIN YANG KAYA

Jika Oprah Winfrey menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum
namun tidak terkejut.

Atau bila Bill Gates juga mendermakan uangnya jutaan dolar, kita juga
barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.

Tapi bila seseorang yang miskin yang menyumbang dalam kekurangannya?

........ maka ia barangkali penghuni surga yang diutus ke dunia ....

yang mengajarkan kita untuk bersyukur dan selalu berbagi.

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh
hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran
becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang. Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya,sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di
Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada. Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, danberbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu takmembeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak,dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.”Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu."Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li.
"Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masihkecil..." sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anakperempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah,jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkanmakanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa pedulil dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

"Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini...," katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu.Semua guru di sekolah itu menangis........

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya
yang bertuliskan " Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar
biasa".

Bila SESEORANG yang miskin menyumbang dari kekurangannya, maka hikmat yang kita dapatkan dan yang di ajarkan kita untukselalu BERSYUKUR dan selalu BERBAGI kepada sesama.